Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula
perbuatannya. Jika ia rusak, rusak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari
kerusakan adalah niscaya dan wajib.
Tentang perusak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah
menyebutkan ada lima perkara, 'bergaul dengan banyak kalangan (baik dan buruk),
angan-angan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan banyak
tidur.'
1.
Bergaul
dengan banyak kalangan
Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan
banyak teman. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang
buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa
nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan
mereka yang negatif.
Dalam tataran riel, kita sering menyaksikan orang yang
hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya out put semacam
ini, karena motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia
lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, kelak di akhirat,
banyak yang menyesal berat karena salah pergaulan. Allah berfirman :
tPöqtur Ùyèt ãNÏ9$©à9$# 4n?tã Ïm÷yt ãAqà)t ÓÍ_tFøn=»t ßNõsªB$# yìtB ÉAqߧ9$# WxÎ6y ÇËÐÈ 4ÓtLn=÷uq»t ÓÍ_tFøs9 óOs9 õϪBr& $ºRxèù WxÎ=yz ÇËÑÈ ôs)©9 ÓÍ_¯=|Êr& Ç`tã Ìò2Ïe%!$# y÷èt/ øÎ) ÎTuä!$y_ 3 c%2ur ß`»sÜø¤±9$# Ç`»|¡SM~Ï9 Zwräs{ ÇËÒÈ
"Dan
(ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya
berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.
Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu
teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika
Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).
âäHxÅzF{$# ¥Í´tBöqt óOßgàÒ÷èt/ CÙ÷èt7Ï9 <rßtã wÎ) úüÉ)FßJø9$# ÇÏÐÈ
"Teman-teman
akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali
orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67).
tA$s%ur $yJ¯RÎ) Oè?õsªB$# `ÏiB Èbrß «!$# $YZ»rO÷rr& no¨uq¨B öNä3ÏYøt/ Îû Ío4quysø9$# $u÷R9$# ( ¢OèO uQöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# ãàÿõ3t Nà6àÒ÷èt/ <Ù÷èt7Î/ ÚÆyèù=tur Nà6àÒ÷èt/ $VÒ÷èt/ ãNä31urù'tBur â$¨Y9$# $tBur Nà6s9 `ÏiB úïÎÅÇ»¯R ÇËÎÈ
"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah
selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu
dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari
sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan
tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para
penolong." (Al-Ankabut: 25).
Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan
duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi
yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan
melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan
melaknat.
Karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul
hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya
jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan ridha Allah.
2.
Larut dalam
angan-angan kosong
Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia
adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang bangkrut. Bahkan dikatakan,
angan-angan adalah modal orang-orang bangkrut. Ombak angan-angan terus
mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya.
Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai.
Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa
kerdil dan rendah. Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang
mengangankan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang
ingin mendapatkan harta kekayaan melimpah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi
itu hanya angan-angan belaka.
Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia,
maka cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang mendekatkan
dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji. Adapun angan-angan
kosong ia adalah tipu daya belaka. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam memuji
orang yang bercita-cita terhadap kebaikan.
3.
Bergantung
kepada selain Allah
Ini adalah faktor terbesar perusak hati. Tidak ada
sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain
Allah.
Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka
Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung
kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia
tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia
bergantung kepadanya. Allah berfirman,
(#räsªB$#ur `ÏB Âcrß «!$# ZpygÏ9#uä (#qçRqä3uÏj9 öNçlm; #xÏã ÇÑÊÈ xx. 4 tbrãàÿõ3uy öNÍkÌEy$t7ÏèÎ/ tbqçRqä3tur öNÍkön=tã #ÅÊ ÇÑËÈ
artinya:
"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)
"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)
(#räsªB$#ur `ÏB Èbrß «!$# ZpygÏ9#uä öNßg¯=yè©9 crç|ÇZã ÇÐÍÈ w tbqãèÏÜtGó¡t öNèduóÇnS öNèdur öNçlm; ÓYã_ tbrç|ØøtC ÇÐÎÈ
“Mereka
mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.
Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu
menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka." (Yasin: 74-75)
Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung
kepada selain Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di
bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah dan
rapuh. Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun di
atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya adalah orang
hina dan nista. Allah berfirman,
w ö@yèøgrB yìtB «!$# $·g»s9Î) tyz#uä yãèø)tGsù $YBqãBõtB Zwräø¤C ÇËËÈ
artinya: "Janganlah kamu adakan tuhan lain selain
Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)."
(Al-Isra': 22)
Terkadang keadaan sebagian manusia tertindas tapi
terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebagian lagi terkadang
tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebagian lagi
terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam kebenaran.
Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia mendapatkan
keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak terpuji dan
tidak ada yang menolong.
4. Makanan
Makanan perusak ada dua macam.
Makanan perusak ada dua macam.
Pertama , merusak karena dzat/materinya, dan ia
terbagi menjadi dua macam.
Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai,
darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam.
Kedua, yang diharamkan karena hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan
sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, baik karena paksaan, malu atau
takut terhina.
Kedua, merusak karena melampaui ukuran dan takarannya.
Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan kelewat batas. Sebab yang
demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk terus-menerus dengan
urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah kekenyangan, maka ia
merasa berat dan karenanya ia mudah mengikuti komando setan. Setan masuk ke
dalam diri manusia melalui aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan
menyumbat jalannya setan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan
membuat setan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum,
niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi.
Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan: "Tidaklah
seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya
(dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan)
yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga
untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk
nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).
5.
Kebanyakan
tidur
Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan,
menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang
sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan
tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan.
Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur
ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik
daripada tidur di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan pagi hari
lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.
Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara
shalat Shubuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat
strategis. Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang
malamnya untuk ibadah, mereka tidak mau tidur pada waktu tersebut hingga
matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan
dan dibagi-bagikannya rizki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah
masa yang strategis dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya,
tidur pada waktu itu hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa.
Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan
bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam
bagian akhir malam, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik
menurut pada dokter. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh
pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada
awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang
dibenci Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam .
(Disadur dari Mufsidaatul Qalbi Al-Khamsah, min kalami
Ibni Qayyim Al-Jauziyyah)