Ahlan Wa Sahlan di Blog Kelompok Kerja Penyuluh (POKJALUH) Kankemenag Kab. Pekalongan

Rabu, 15 Februari 2012

ZAHROTUN NISA, M.Ag – PENYULUH TELADAN TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011


ZAHROTUN NISA, M.Ag –
PENYULUH TELADAN TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

Hingga tahun 1985 masyarakat mengenal penyuluh Agama dengan sebutan Guru Agama Honorair atau GAH. Umumnya mereka terdiri dari para kyai, mubaligh atau ngaji di daerah-daerah. Mereka memberikan penyuluhan atau pengajian di berbagai macam obyek, seperti di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS), kelompok nelayan, para buruh perusahaan, majlis-majlis taklim dan lain-lain.
 Biarpun namanya Guru Agama Honorair (GAH), tetapi honornya tidak seberapa besar. Tidak memadai untuk ukuran transportasi apalagi andalan kehidupan. Syukurlah sejak tiga tahun lalu hal itu telah mengalami perubahan. Sudah ada peningkatan, sekalipun besarannya masih tetep kecil jauh dari angka UMR (Upah Minimum Regional). Itupun diterima dua kali dalam setahun lewat rekening bank. Mereka menjadi GAH nawaitunya ibadah semata. Sebagai salah sati ikhtiar untuk meningkatkan kualitas penyuluh, setiap tahun Kementrian Agama menyelenggarakan lomba Penyuluh Teladan, mulai dari tingkat Kabupaten/ Kota hingga tingkat nasional. Untuk tahun 2011 Jawa Tengah telah berhasil memilih Zahrotun nisa, M.Ag dari Kabupaten Pekalongan sebagai Penyuluh Teladan tingkat Jawa Tengah. Nisa, begitu panggilan karibnya, berhasil menyisihkan rifal - rifalnya dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
Dengan demikian maka Zahrotun Nisa akan mewakili Jawa Tengah dalam pemilihan Penyuluh Teladan Tingkat Nasional. Penyuluh yang diikutsertakan dalam pemilihan Penyuluh Teladan adalah penyuluh fungsional yang berstatus PNS. Zahrotun Nisa, M. Ag dilahirkan di kota santri Kabupaten Pekalongan pada 5 Mei 1975, dari pasangan HM. Nawawi pensiunan PNS dan Hj. Khusnul Khotimah.
 Tempat kelahiran Nisa adalah daerah pegunungan berhawa sejuk karena lokasinya memang tepat di kaki gunung Slamet bagian Utara. Dia adalah anak pertama dari empat bersaudara terdiri dua pria dan dua wanita. Adik - adiknya adalah Nur Azizah, S.Th.I, Makmum Murod ST, dan Makhfud khoeruddin,SE. Ketiganya berprofesi sebagai wiraswasta. Tentang nama Zahrotun Nisa yang diberikan orang tuanya, dia menjelaskan bahwa nama itu yang berarti bunga wanita mengandung doa dan harapan agar Nisa bisa tumbuh dan berkembang menjadi bunga kehidupan yang indah dan sedap dipandang, serta harum baunya dalam arti bisa memberi manfaat kepada orang lain. Ketika Nisa menempuh pendidikan S2 di IAIN Walisongo Semarang, disanalah dia bertemu dengan teman kuliahnya Baedhowi, yang ternyata Tuhan mentakdirkan untuk menjadi pendamping buat selamanya. Maka pada 2002 Nisa menikah dengan Baedhowi, S. Ag, keduanya mereka dikaruniai dua orang anak, yaitu Fatma Maulida Rahma (Linda) usia 9 tahun dan Luqni Maulana Rahma (Uqi) yang lahir pada 2006. Tahun 2004 Nisa menyelesaikan program S2 nya dengan mendapat IPK 3,45. Baedhowi,M.Ag adalah kelahiran Purwodadi 12 Juli 1973 kini sehari-harinya adalah dosen Fakultas Hukum UNNES Semarang. Menurut Nisa tugas suaminya yang berjauhan tidak menjadi masalah sebab teknologi canggih telah mendekatkan jarak untuk berkomunikasi. “Hanya mas Baedhowi yang harus melakukan PJKA (Pulang Jum’at Kembali Ahad)”, kata Nisa.

Riwayat  Pendidikan

Nisa memang dilahirkan dan dibesarkan di tanah “subur” bagi perkembangan Islam. Kecuali lingkungan daerahnya, dia juga dilahirkan dari keluarga yang kuat agamanya. Nisa menyelesaikan pendidikan SD nya di SDN 01 Sawangan, dan sore harinya belajar di Madrasah Diniyah setempat. Setelah itu melanjutkan ke SMPN 1 Paninggaran dan sore harinya tetap belajar di Madin. Dengan ijazah SMPN dia melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah (MA) Ribatul Mutta’allimin Pekalongan. Ribatul Mutta’allimin adalah pondok pesantren besar di kota Pekalongan yang diasuh oleh KH. Nahrowi (alm). Pesantren ini memiliki lembaga pendidikan mulai dari TK/RA hingga MA. Disanalah Nisa memperdalam ilmu agama. Selesai ngaji dan menamatkan Madrasah Aliyah di PP Ribatul Muttallimin Pekalongan, Nisa melanjutkan studinya di Fakultas Ushuludin IAIN Walisongo Semarang. Agar supaya pada saatnya dia juga punya kewenangan mengajar agama di sekolah /madrasah, Nisa juga kuliah Akta IV. Sehingga ketika di wisuda dari Fakultas Ushuludin Nisa juga mengantongi ijazah Akta IV. Bakat aktivitasnya di organisasi sudah dimulai sejak menjadi pengurus OSIS di SMPN 1 paninggaran, dan berlanjut saat menjadi mahasiswa di semarang. Beberapa jabatan organisasi ekstra pernah di tanganinya, seperti ketua persatuan mahasiswi Usuluddin “Annisa”, Badan Penasehat Mahasiswa (BPMF).

Tidak ada komentar: