Ahlan Wa Sahlan di Blog Kelompok Kerja Penyuluh (POKJALUH) Kankemenag Kab. Pekalongan

Jumat, 18 November 2011

TEKHNIK MENYUSUN MATERI PENYULUHAN AGAMA ISLAM


TEHNIK MENYUSUN MATERI PENYULUHAN AGAMA ISLAM[1]
Oleh : H. Akhmad Su’aidi, SPd
Kepala Penyuluhan dan Lembaga Dakwah
Bidang Penamas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah

A.   LATAR BELAKANG
            Dalam satu dasawarsa ini, perkembangan arus komunikasi dan teknologi demikian pesat, sehingga dampaknya pun  sangat cepat  mempengaruhi sendi-sendi kehidupan kita. Dalam situasi seperti ini, peningkatan dan peranan penyuluh agama sangat penting karena problematika dan tantangan yang dihadapi umat Islam semakin komplek, baik yang bersifat lokal, regional maupun global.
            Bila dilihat gejala nampak di masyarakat, sangat jelas peran penyuluh agama belum menonjol ditengah maraknya dan semakin membudayanya tabligh dan diskusi oleh beberapa lembaga-lembaga dakwah dan majlis-majlis ta’lim yang tumbuh subur di negeri ini, baik yang dilakukan kelompok transnasional[2] maupun kelompok nation state[3], bahkan kelompok ultranation state.[4] Lembaga-lembaga dakwah ini selain berfungsi sebagai forum keagamaan, juga berkembang sebagai media komunikasi yang mampu memotivasi jamaahnya dan umat untuk menjawab tantangan perkembangan yang menyangkut penegakan hak asazi manusia, supremasi hukum, pemerataan ekonomi, dan keadilan.
            Oleh karena itu penyuluh agama dituntut untuk mengikuti perkembangan masyarakat yang semakin pesat sebagai akibat kemajuan iptek, khususnya teknologi komunikasi dan pengaruh global, sehingga penyuluh harus mampu menyesuaikan dengan tuntutan zaman yang harus dikelola dengan baik, lebih-lebih sasarannyapun saat ini semakin berkembang dan beban tugasnyapun semakin berat serta komplek. Untuk tuntutan itulah, Penyuluh Agama  harus mampu mengemas dan menyajikan materi yang mampu memenuhi kebutuhan umat dan harus mampu pula mengolah serta menyampaikan progam-progam pemerintah dengan bahasa agama dan menjadi jembatan bagi lembaga-lembaga dakwah yang berkembang di masyarakat.
            Semakin banyaknya persoalan yang dihadapi masyarakat, semakin banyak pula para Penyuluh Agama dituntut terus aktif dalam mempersiapkan dirinya agar ajaran  Islam benar-benar dirasakan oleh umat sebagai ajaran yang universal dan rahmatan lil ‘alamin.
B.    PENGERTIAN DAN TUJUAN PENYUSUNAN MATERI

1, Pengertian

Menurut pengertian bahasa, materi berarti segala sesuatu yang tampak. Dalam pengertian yang lebih luas materi sering diartikan sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, atau disampaikan.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan materi penyuluhan agama Islam untuk memberikan arah tentang gerak langkah penyuluhan dalam ruang lingkup tugas Bidang Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat Pemberdayaan Masjid, dengan visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
Terwujudnya tatanan masyarakat Indonesia yang agamis, bertaqwa, cerdas, terampil, sehat, jasmani rohani, sadar lingkungan, toleran, bertanggung jawab terhadap agama, nusa dan bangsa.
Misi :
a.    Menjadikan Agama Islam pada masyarakat yang terinntegrasi denga program Pendidikan Agama untuk semua (PAus)
b.    Menciptakan kondisi yang kondusif bagi terwujudnya masyarakat belajar agama dengan masjid sebagai sentrum dari simpul-simpul jaringan kegiatan masyarakat belajar dan pelayanan kepada masyarakat.

C.   METODE PENYULUHAN AGAMA
Dalam rangka pencapaian tujuan penyuluhan agama oleh para Penyuluh Agama, maka setiap kegiatan perlu diarahkan pada dua konsep dasar sebagai berikut :
1.      Billisan al Hal
Maksudnya adalah penyampaian ajaran Islam dengan menggunakan keteladanan budi pekerti yang luhur, sehingga seorang Penyuluh Agama akan menjadi pola anutan dalam bersikap, bertindak dan bertingkah laku. Dengan demikian setiap Penyuluh Agama dituntut berpenampilan yang mencerminkan nilai-nilai ajaran Islam, sehingga akan menjadi referensi kehidupan masyarakat sekeliling yang mengitarinya.
2.      Billisan al Mawal
Maksudnya adalah proses penyuluhan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan lisan dalam bentuk ceramah, Tanya jawab, diskusi, konsultasi, atau yag ditekankan dalam bnetuk lahitan, demontrasi, penugasan dan dapat berupa bercerita dari hasil observasi dan semacamnya serta pernyataan-pernyataan tertulis, yang semua itu merupakan bentuk metode penyuluhan.
Kedua konsep tersebut diterapkan bersama-sama dalam mencapai tujuan dan sebagai suatu proses yang diharapkan menghasilkan efek (dampak) dalam berfikir, bersikap dan berperilaku.

D.   TEHNIK PENYUSUNAN MATERI PENYULUHAN
1.    Perencanaan
Agar penyuluhan dapat berjalan dengan efektif, diperlukan perencanaan yang matang. Rencana adalah berbagai keputusan yang disusun secara tertulis dengan sistematis untuk dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan yang ditentukan. Rencana yang baik akan memberi 80% andil untuk keberhasilan. Hal ini berarti bahwa rencana amat penting artinya bagi suatu organisasi, lembaga pemerintahan ataupun swasta. Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi rencana.  Pertama, berfungsi sebagai pedoman berjalannya organisasi atau lembaga. Kedua, sebagai alat pengendali organisasi tersebut. Ketiga, sebagai alat evaluasi berhasil tidaknya organisasi. Organisasi, lembaga atau bahkan instansi sulit dikatakan berhasil atau setidaknya jika tanpa rencana yang jelas.
Dalam himpunan peraturan tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya, penyuluh harus menyusun rencana kerja, baik rencana lima tahunan, rencana tahunan, dan rencana operasional. Setiap bentuk rencana tahunan dan rencana operasional jelas tidak boleh menyimpang dari koridor ke arah tujuan jangka panjang (5 tahunan) tadi.


2.    Pemilihan Materi
Setelah perencanan dibuat, apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus senantiasa mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh jamaah. Tetapi didalam prakteknya seringkali penyuluh menghadapi kesulitan untuk memilih dan menyajikan materi yang benar-benar dibutuhkan oleh jamaah. Hal ini disebabkan oleh karena keragaman sasaran yang dihadapi, sehingga menuntut keragaman kebutuhan yang berbeda atau keragaman materi yang harus disampaikan pada saat yang sama. Kesulitan lain juga dapat muncul manakala pemahaman tentang sasaran dan waktu menjadi pembatas.
Sehubungan dengan hal tersebut, agar setiap penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatannya ke dalam :
a.    Materi Pokok (Vital)
Materi pokok merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan dan harus diketahui oleh sasaran utamanya. Materi pokok sedikitnya mencakup 50 persen dari seluruh materi yang disampaikan.
b.    Materi Penting (Important)
Materi penting berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasarannya. Materi ini diberikan sekitar 30 persen dari seluruh materi yang disampaikan.
c.    Materi Penunjang (Helpful)
Materi penunjang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas cakrawala pemahamannya tentang kebutuhan yang dirasakannya itu. Materi ini maksimal 20 persen dari seluruh materi yang disampaikan.
d.    Materi Mubazir (Super flous)
Materi ini sebenarnya tidak perlu dan tidak ada gayutannya dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasaran. Karena itu dalam setiap kegiatan penyuluhan sebaiknya justru dihindari penyampaian materi seperti ini.

3.    Penyusunan Materi
Dalam penyuluhan agama sebagaimana yang tercantum dalam Himpunan Peraturan tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya, bahwa penyusunan materi memerlukan beberapa tahapan, yaitu menyusun desain materi, menyusun konsep materi, mendiskusikan konsep materi dan merumuskan materi. Apa perbedaan desain materi dan konsep materi?
a.      Desain Materi
Adalah gambaran  dari materi yang dipilih untuk disampaikan kepada jamaah yang tersusun dalam sebuah lembar tertulis yang berupa Lembar Persiapan Penyuluh. Penyusunan desain dimaksudkan untuk memudahkan Penyuluh menyampaikan materi penyuluhannya, karena didalamnya  dicantumkan hal-hal yang akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait dengan materi penyuluhan. Contoh format desain terlampir :
b.    Konsep Materi
Selain desain perlu juga disiapkan ringkasan dari materi yang dapat dituangkan kedalam konsep yang kadang disebut degan “sinopsis”. Sinopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan: ringkasan suatu materi tulisan yang panjang dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi. Contoh format konsep terlampir.
Sinopsis terdiri dari dua versi, yaitu :
1.    Sinopsis yang ditulis untuk meringkas karya/buku/kitab yang sudah ada atau  sudah ditulis secara lengkap
2.    Sinopsis yang ditulis untuk persiapan menulis suatu gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi.
Langkah-langkah membuat sinopsis karya/buku/kitab  yang sudah ada adalah:
a) Membaca materi dengan seksama dan penuh konsentrasi;
b) Menyediakan waktu khusus untuk membaca;
c) Membaca dalam kondisi rileks – tanpa tekanan;
d) Pahami materi;
                                   
Sedangkan langkah-langkah membuat snopsis untuk menyampaikan ide atau gagasan,adalah :
a) Pemetaan materi yang akan disampaikan: siapa sasarannya?;
b) Sinopsis yang telah ditulis perlu disertai lembar-lembar presentasi detail    gagasan sebagai pendukungnya;
c) Siap menerima kritikan dan melakukan revisi (apabila dianggap perlu)       bahkan mungkin merombak (re-writing);\
d) Siap mempresentasikan sinopsis.
           
     Perlu diperhatikan bahwa, konsep materi bukan hanya berupa tulisan naskah, tapi dapat pula berupa leaflet, booklet maupun slide, bahkan dapat berupa rekaman CD baik audio maupun visual, yang nantinya akan dikembangkan lebih jauh melalui media elektronik atau internet.
     Setelah desain dan konsep materi tersaji, maka segera didiskusikan dalam pertemuan penyuluh sehingga mencapai tahap perumusan materi penyuluhan. Semua bentuk desain, konsep, dan diskusi serta perumusan materi dapat dijadikan sebagai sumber nilai angka kredit.


(Contoh Format)
DESAIN MATERI
(Lembar Persiapan Penyuluhan)

Judul : …………………………………………………………………
Tujuan : …………………………………………………………………
Metode : …………………………………………………………………
Media : …………………………………………………………………
Waktu : …………………………………………………………………
Alat Bantu : …………………………………………………………………

Pokok Kegiatan
Uraian Kegiatan
Waktu
Keterangan
Pendahuluan



Isi / Materi



Pengakhiran




                                                                                    Tempat dan Tanggal Penyusunan Desain
                                                                                                            Penyuluh,

                                                                                                Nama dan Tanda tangan




(Contoh Format)
                                                            KONSEP MATERI / SINOPSIS
Judul Materi : …………………………………………………….
Bagian awal --------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian utama -----------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian akhir -------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                        Tempat dan Tanggal Penyusunan Konsep
                                                                                                             Penyuluh,


                                                                                                Nama dan Tanda tangan


[1] Disampaikan pada kegiatan “Orientasi Penyusunan Materi Penyuluh” di Hotel Pandanaran Semarang pada tanggal 6-8 April 2011.
[2] Adalah kelompok yang tidak mengusung nasionalisme, tetapi lebih bertumpu pada konsep umat secara internasional. Lebih bercoral skripturalis dan fundamentalis serta secara parsial mengadaptasi gagasan dan instrument modern. Contoh : Hizbut Tahrir, Salafy Dakwah, Salafy Sururi, Jamaah Tabligh, Ikhwanul Muslimin, Syiah dan Jihadi/Mujahidin.
[3] Adalah kelompok yang lahir dan tumbuh di Indonesia, bertumpu dalam bingkai nasional dan masih menerima kultur masyarakat dalam format dakwahnya. Contoh : NU, MUhammadirah, Persis dll.
[4] Adalah kelompok yang lahir di Indonesia dan berkembang, selain di negeri ini juga menyebar ke luar negeri, yang memiliki konsep keummatan, meminimalisir nasionalisme dan kultur dalam sendi kehidupan pengikutnya. Contoh: Jamaatul Muslimin Hizbullah, LDII, MTA, NII, Daarut Tauhid dll.

Tidak ada komentar: