Ahlan Wa Sahlan di Blog Kelompok Kerja Penyuluh (POKJALUH) Kankemenag Kab. Pekalongan

Selasa, 04 Oktober 2011

Ratih Sang: Rumah Tangga Itu Butuh Komitmen yang Kuat

Jakarta, bimasislam—Ratih Sanggarwati. Siapa yang tak kenal? Dikenal luas sebagai pemain sinetron, presenter dan pembaca puisi, Ratih Sang, begitu ia dipanggil, kembali dipercaya menjadi juri pada event pemilihan Keluarga Sakinah Tingkat Nasional tahun 2011. Ini adalah tahun kedua baginya menjadi penilai pada ajang yang telah berlangsung sejka tahun 1995 ini.
“ Saya bangga menjadi juri pada even ini. Saya kagum dengan para peserta yang hebat-hebat. Mereka bukan sekedar mampu mempertahankan mahligai rumah tangga, namun juga mampu melahirkan keturunan yang berkualitas” ujarnya.
Ratih Sang menuturkan, dalam membina rumah tangga dengan berbagai tantangan, rintangan dan bahkan jatuh bangun, dibutuhkan komitmen kuat antara suami dan istri. Komitmen tersebut berupa visi dan misi berumah tangga sebagaimana diajarkan agama. Semua komitmen tersebut harus dipegang erat, sehingga ketika di tengah perjalanan ditemui cobaan, tidak meruntuhkan mahligai rumah tangga, namun justru harus saling menguatkan.
“ Ketika suami jatuh penghasilannya, maka istri harus memberikan dorongan positif bagi suami untuk terus survive. Begitupun sebaliknya, ketika istri terjatuh dalam karirnya, maka suami harus menjadi sandaran bagi istri dalam berkeluh kesah. Intinya, suami dan istri harus saling memotivasi, melengkapi dan menyayangi”, tegasnya.
Ratih Sang bercerita, selama penjurian banyak ditemukan nilai-nilai dalam berumah tangga yang sebelumnya ia tidak mengetahuinya. Ada peserta yang telah menikah 35 tahun, anaknya bergelar doctor, padahal keduanya hanyalah guru sekolah dasar. Namun keduanya memiliki komitmen kuat untuk membesarkan anaknya itu.
Ada pula pasangan yang telah menikah 30 tahun, petani biasa. Ketiga anaknya sukses menembus pendidikan S3. Dalam mendidik anak-anaknya, mereka mengajak seluruh anggota keluarga melakukan puasa senin dan kamis. Hal ini bertujuan agar anak merasakan kesatuan yang utuh dengan cita-cita keluarga, sehingga mereka memiliki rasa tanggung jawab atas kehidupannya.
“ Pendidikan anak itu jangan diartikan sebagai sebuah kewajiban, namun kita berikan pemahaman bahwa pendidikan itu untuk mereka sendiri. Misalnya, kalau kita melarang anak-anak tidak mengkonsumsi narkotika, itu bukan karena takut, tapi karena narkotika akan menghancurkan diri mereka”, tegasnya.
Disinggung maraknya perceraian akhir-akhir ini, Ratih Sang menuturkan bahwa pada dasarnya setiap pasangan tidak merencanakan perceraian, namun yang tidak mereka recanakan adalah survive.” Tidak ada yang ingin rumah tangganya berakhir dengan perceraian. Namun, terkadang ada pasangan yang tidak merencanakan cara survive ketika masalah datang dalam kehidupan rumah tangga. Akibatnya, ketika ada masalah kecil, goyahlah mahligai rumah tangga.”
Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Nasional 2011 bagi Ratih Sang adalah bagian dari upaya kampanye penguatan peran dan fungsi keluarga sebagai pilar utama pembangunan nasional.” Kalau keluarga Indonesia mampu menhadirkan suasana sakinah, mawaddah dan rahmah, insya Allah pembangunan nasional akan berhasil”, tuturnya.(jaza)

Tidak ada komentar: